Pembangunan pada hakikatnya ialah mengubah keseimbangan baru, yang
dianggap lebih baik untuk kehidupan manusia dan merupakan suatu proses multi
dimensi yang melibatkan segala sumber daya yang ada dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara
berkelanjutan serta berlandaskan kemampuan yang mengacu pada ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun tetap memperhatikan permasalahan yang ada serta sistem
pembangunan yang tetap memperhatikan lingkungan hidup termasuk sumber daya
alam yang menjadi sarana untuk mencapai keberhasilan pembangunan dan jaminan
bagi kesejahteraan hidup di masa depan.
Perkembangan suatu kota pada hakekatnya disebabkan oleh dua variabel
determinan, yaitu : pertama karena adanya pertambahan penduduk baik secara
alamiah maupun migrasi. Kedua karena adanya perubahan dan perkembangan
kegiatan usahanya yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pola sosial ekonomi
dimensi yang melibatkan segala sumber daya yang ada dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara
berkelanjutan serta berlandaskan kemampuan yang mengacu pada ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun tetap memperhatikan permasalahan yang ada serta sistem
pembangunan yang tetap memperhatikan lingkungan hidup termasuk sumber daya
alam yang menjadi sarana untuk mencapai keberhasilan pembangunan dan jaminan
bagi kesejahteraan hidup di masa depan.
Perkembangan suatu kota pada hakekatnya disebabkan oleh dua variabel
determinan, yaitu : pertama karena adanya pertambahan penduduk baik secara
alamiah maupun migrasi. Kedua karena adanya perubahan dan perkembangan
kegiatan usahanya yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pola sosial ekonomi
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
1) Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan
Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa konstruksi maupun masa operasi proyek dan dapat berupa dampak positif maupun negatif bagi lingkungannya.
2) Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
1. a) Biologi, mencakup sub-komponen:
o Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
o Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
1. b) Geofisik, mencakup sub-komponen:
o Lklim
o Fisiografi
o Hidrologi
1. c) Kimia, mencakup sub-komponen:
o Kualitas udara
o Kualitas air
1. d) Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
o Demografi industri dan kependudukan
o Sosial ekonomi
· Sosial budaya
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi tersebut sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain :
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
pembangunan berwawasan lingkungan sangat diperlukan mengingat daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan perkembangan pemenuhan kebutuhan hidup. Namun perkembangan yang dicapai manusia karena majunya derap pembangunan itu membawa dampak negatif bagi lingkungan yakni rusaknya lingkungan karena pembangunan yang lebih cenderung berorientasi ekonomis. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Dengan pembangunan yang terus menerus diharapkan kita tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sehingga akan tercipta Ruang Terbuka Hijau Hijau yang ideal yaitu sekitar 40% dari luas wilayah. Contoh dari pembangunan berwawasan lingkungan misalnya di Unnes sendiri terdapat salah satu pilar konservasi yaitu Green Architecture (arsitektur hijau).
Contoh Kota Berwawasan Lingkungan : CURITIBA


Curitiba adalah salah satu kota
di negara berkembang, Brazil bagian selatan. Seperti kota pada umumnya,
Curitiba memiliki permasalahan perkotaan yang di hadapi seperti kondisi kota
yang crowded, penduduk miskin, kemacetan lalu lintas kota,
permukiman kumuh, tingkat polusi udara yang tinggi, kondisi lingkungan yang
kurang bersih, dan rendahnya tingkat pendidikan penduduk.
Selama tahun 1950-1960, kota ini
dilanda banjir sehingga memberikan dampak sosial dan ekonomi penduduk kota yang
menimbulkan kerugian pada berbagai sektor perkotaan. Walikota yang menjabat
pada masa itu menantang para pakar tata kota untuk membuat proposal pembangunan
Curitiba yang dituangkan dalam Master Plan Kota Curitiba tahun 1966. Pada tahun
1970-1980, Curitiba mengalami pertumbuhan fisik, ekonomi, sosial dan demografis
yang pesat dan menjadi pusat perdagangan dan industri. Sejak 1990 hingga saat
ini pembangunan kota difokuskan pada pembangunan berkelanjutan dan
mengintegrasikan wilayah metropolitan Curitiba.
Sistem Transportasi Yang
Berkelanjutan

Strategi yang diterapkan oleh
Curitiba dalam mengurangi konsentrasi kegiatan di pusat kota adalah dengan
mengembangkan sistem transportasi massal. Dimulai dari proses redesign kota dan
menerapkan kebijakan yakni mendorong perkembangan kawasan sepanjang 5 jaringan
arteri keluar pusat kota sehingga membantu menyebarkan pergerakan dari pusat
kota ke arah luar/pinggiran kota.
Sistem dirancang dengan ekonomis
dengan mengembangkan sistem transportasi bus terpadu yang nyaman dan terjangkau
oleh masyarakat. Curitiba menerapkan trinary road system yakni
model jalanan yang menggunakan dua jalur jalan besar yang berlawanan besar.
Namun dua jalur sekunder di tengah dimanfaatkan sebagai jalur eksklusif untuk
bus. Dengan sistem ini, lalu lintas kendaraan menurun 30% dan tingkat kemacetan
25% lebih rendah dibandingkan kota sejenisnya. Selain itu, jalur khusus untuk
sepeda sepanjang 150 km didirikan untuk mendorong warga menggunakan sepeda
sebagai alat transportasi.
Taman Kota
Peningkatan kualitas lingkungan
dan daya tarik wisata kota juga dilakukan melalu pengembangan taman kota maupun
ruang terbuka hijau. Pemerintah kota melakukan penanaman sebanyak 1,5 juta
pohon di sepanjang jalan secara bertahap serta pengembangan 21 taman kota dan
1000 plaza.
Ruang terbuka hijau per kapita
meningkat 100 kali lipat yang semula kurang dari 0,5 m2 RTH per kapita pada
tahun 1970, kini menjadi lebih dari 50 m2 RTH per kapita atau empat kali dari
standar minimum yang direkomendasikan oleh WHO. Jumlah tersebut melebihi 30%
dari luas kota.
Sistem Daur Ulang Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan
secara ekonomis dan berwawasan lingkungan yang diberi tajuk“Garbage that is
not garbage”. Tidak seperti pada umumnya, Curitiba menyediakan 5 tempat
sampah yang berbeda untuk pemilahan sampah yakni, sampah kertas, sampah
plastik, sampah metal, sampah yang mengandung air, dan sampah organik.
Inovasi yang dilakukan oleh
Curitiba yakni mendaur ulang 70% sampah kota dan 90% penduduk berpartisipasi
dalam program tersebut. Adapun inovasi yang dibentuk adalah:
- The
Garbage Purchase.
Pemerintah
melakukan kampanye pemilahan sampah yang dibantu oleh Institute for
Social Integration dengan tujuan untuk memelihata kebersihan kota dan
mengurangi pengangguran karena melihatkan 16.000 pengumpul sampah independen
yang dibayar setelah mengumpulkan sampah dari 25 area yang sulit akses truk
pengangkut sampah.
- The
Green Exchange.
Program
ini ditujukan bagi masyarakat berpendapatan rendah dengan mengumpulkan, memilah
dan menukar sampah rumah tangga dengan barang kebutuhan sehari-hari.
- Free
Open University For Environment.
Program
pendidikan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup secara gratis pada
masyarakat umum.
- All
Clean.
Program
padat karya yang didanai oleh pemerintah untuk membersihkan wilayah tertentu di
dalam kota yang banyak terdapat timbulan sampah namun tidak dapat dijangkau
oleh sistem layanan pengelolaan sampah konvensional. Selain itu juga ada
program memelihara kebun sayur di bekas tempat penampungan sampah. Program ini
tidak berbasis pada mekanisme modal-insentif tetapi pada partisipasi publik.
Lingkungan
Pemerintah kota menerapkan
aturan lingkungan dan bangunan yang ketat seperti membatasi atau melarang
penebangan pohon, menyarankan rumah menggunakan atap yang bukan dari kayu,
setiap penebangan 1 batang pohon harus diganti dengan menanam 2 buah pohon
baru. Dalam mengatasi banjir, pemerintah membangun danau untuk menampung air
yang melimpah dan dapat dimanfaatkan ketika kesulitan air, memperbaiki sistem
pembuangan air melalui pembangunan drainase kota, daerah yang terkena banjir
dibebaskan dari bangunan, bantaran sungai diubah menjadi ruang hijau/taman
kota.
2, PENGERTIAN BANGUNAN
RAMAH LINGKUNGAN
Bangunan Ramah Lingkungan adalah bangunan yang aspek pembangunannya memperhatikan kelestarian sumber daya alam, manusia serta bumi dan segala isinya, baik pada perawatan, pemeliharaan, serta menjaga kesehatan penghuni yang semuanya berdasarkan pada kehidupan yang mencintai bumi.
Bangunan hijau identik dengan gaya hidup green yang mewaspadai segala bentuk pencemaran dan aktivitas yang dapat merugikan alam serta membawa dampak yang negatif pada alam. Suatu bangunan akan dapat disebut sebagai bangunan hijau jika telah memenuhi rangkaian evaluasi pada sistem sertifikasi bangunan hijau. Rangkaian evaluasi dan tolak ukur yang dipakai adalah sistem rating.
Cara membuat rumah ramah lingkungan pada daerah perkotaan di antaranya yaitu :
1. Meminimalisir Bahan Material Kayu
Tahukah Anda bahwa material kayu bangunan itu adalah hasil penebangan pohon-pohon besar yang ada di kebun masyarakat dan hutan di seluruh nusantara. Kebiasaan menggunakan material kayu pada rumah ini jika dirubah dengan material semacam plastik hasil daur ulang, besi baja ringan, aluminium dan lainnya tentu pepohonan tidak lagi menjadi sasaran bisnis bahan bangunan karena permintaan masyarakat akan kayu yang menurun drastis.
2. Jangan Terlalu Banyak Kaca
Rumah kaca atau rumah dengan jumlah kaca yang terlalu banyak paling tidak akan membuat sinar dan panas matahari itu dipantulkan ke lingkungan sekitar sehingga suasana dan udara terasa lebih panah lagi. Rumah dengan dindin dari tembok dan atap dari genteng dapat menyerap panas dan sinar matahari lebih baik lagi.
3. Membuat Taman Dengan Pepohonan Besar
Pahami bahwa lingkungan Anda sekitar membutuhkan pohon-pohon besar ! Pepohonan berukuran besar yang akan tumbuh di taman hunian Anda akan memproduksi udara oksigen dalam jumlah begitu besar dalam setiap harinya tanpa disadari. Pepohonan besar dan hijau di rumah akan menampung jutaan liter air apabila hujan datang sehingga bencana banjir akan dapat dicegah apabila seluruh masyarakat menyadarinya, namun Anda harus menunjukkan contoh membangun rumah ramah lingkungan dengan hal ini.
4. Tanam berbagai jenis tanaman bunga dan buah
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan setiap harinya, nah tanaman bunga dan buah di taman rumah minimalis akan menjadi sumber makanan bagi hewan semacam serangga, burung, kelelawar dan hewan kecil lainnya. Niatkan ketika menanam tanaman bunga dan buah itu untuk ibadah kepada Ilahi sehingga akan mendapatkan pahala besar tanpa disadari setiap harinya.
4. Tanam berbagai jenis tanaman bunga dan buah
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan setiap harinya, nah tanaman bunga dan buah di taman rumah minimalis akan menjadi sumber makanan bagi hewan semacam serangga, burung, kelelawar dan hewan kecil lainnya. Niatkan ketika menanam tanaman bunga dan buah itu untuk ibadah kepada Ilahi sehingga akan mendapatkan pahala besar tanpa disadari setiap harinya.



Milwaukee Art Museum (MAM) berada di lokasi Lake Michigan,
di Milwaukee, Wisconsin. United State of America. Di bangun pertama kali pada
tahun 1872. Dan pada saat itu juga banyak organisasi seni yang langsung
memberikan seni/gallery mereka untuk di pajang/dipamerkan di Milwaukee Art
Museum tersebut dari zaman ke zaman hingga saat ini. Dan perkembangan, museum
ini dari tahun ke tahun semakin berkembang dan mulai memiliki sebuah institut
dan gallery seni sendiri.
Museum ini di rancang dengan model (tampak) seperti kapal
pesiar di bagian podium-nya. Dan, pada bagian tiang atap-nya bermain model
(tampak) seperti burung yang ingin terbang ke langit. Dengan permainan unsur
tiang-tiang yang menjualang dan di satukan sehingga tampak membentuk seperti
sayap se-ekor burung yang ingin terbang.
Sampai saat ini gallery seni yang ada di Milwaukee Art
Museum adalah kurang lebih 25.000 pekerja seni. Dan pengunjung dari seluruh
dunia yang pernah mendatangi mesuem ini kurang lebih 300.000 juta jiwa
Interior yang ada
pada museum ini
sangat menakjubkan dengan permainan buakan jendela yang banyak
dan rangka-rangka serta
kolom-kolom-nya yang melengkung
dan tidak teratur. Sehingga, interior dalam museum ini tampak
sangat unik dan sangat ber-seni tinggi.
Dan pada tahun 2001 tanggal 4 mei museum ini di beriakan
tambahan sebuah paviliun yang bernama Quadracci Pavilion dengan tambahan
fasilitas berupa museum store, cafe and restourant. Dan pada tahun 2004 di dirikan lagi tambahan
sebuah jembatan dengan nama Reiman Bridge yang menghubungkan antara museum ini
dengan pavilion, daerah pedestrian, dan akses untuk menuju kota.
3. ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48% pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.
Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).
Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu (1) kemajuan sosial, (2) pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.

Pada tahun 1983, PBB membentuk Komisi Brundtland diketuai oleh Harlem Brundtland.Komisi Brundtland adalah sebutan bagi Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Perubahan (World Commission of Environment and Development – WCED). Komisi ini memfokuskan kajian pada 8 area analisis yaitu perspektif tentang kependudukan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; energi; industri; keamanan pangan, pertanian, kehutanan, lingkungan dan pembangunan; pemukiman manusia; hubungan ekonomi internasional; sistem pendukung untuk pengelolaan lingkungan; dan kerjasama internasional.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu diperhatikan :
- Konsep kebutuhan (the concept of needs). Menciptakan kondisi yang menjaga tepenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
- Konsep keterbatasan (the concept of limits). Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :
- Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
- Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak tebarukan.
- Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.
- Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).
Efisiensi dalam arsitektur berkelanjutan:
- Efisiensi penggunaan energi
- Memanfaatkan sinar matahari
- Memanfaatkan penghawaan alami
- Memanfaatkan air hujan
- Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
2. Efisiensi penggunaan lahan
- Menggunakan lahan dengan efisien
- Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
- Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
- Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
- Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
3.Efisiensi penggunaan material
- Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
- Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
- Menggunakan material yang masih berlimpah
- Penggunaan teknologi dan material terbarukan
- Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
- Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
4.Manajemen limbah
- Membuat sistem dekomposisi limbah organik
- Membuat sistem pengolahan limbah domestik
- Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
CONTOH ARSITEKTUR BERKELANJUTAN:
Green School Bali, Arsitektur Berkelanjutan di Indonesia



Indonesia lagi-lagi menyimpan kebanggaan
dengan karya arsitektur lokalmereka. Kali ini, Bali mengukir prestasi kelas
internasional dalam karya arsitekturlokalnya.
Kali ini, kita akan berkenalan dengan bangunan menarik di Bali yangdisebut
Green School, Bali.Green School Bali ini
berada di Desa Sibang Kaja yang berlokasi 30 Km dariKota Denpasar.“Learning
For A Sustainable Future”, jargon ini merupakan satu nilai utama yangmengusung
keberhasilan karya arsitektur dengan fungsi Green School ini.
Sebuah karya bangunan yang mengangkat
sekolah ini menjadi inovator dalammemperkenalkan “sustainability within
education”.Isu tentang pemanasan global dan segala dampak pengrusakan bumi,
rupanyamenjadi perhatian utama yang mendunia dan mengundang aneka
upayamemperbaiki cara hidup. Banyak kaum pemerhati kelas dunia yang
mulaimenghimbau agar kesadaran menyelamatkan bumi mampu menjadi gaya hidupera puluhan tahun ke depan.
Sustainability adalah satu konten yang memiliki artiadanya “keberlanjutan”.
Artinya, sebisa mungkin apa yang kita perbuat danproduksi di atas muka
bumi ini, dapat menjadi kontinuitas yang baik untukditurunkan
kepada generasi penerus kita di masa depan.Secara tipologi (bentuk tipe bangunan), sekolah ini melakukan inovasi
denganmelepaskan fisik mereka dari bentuk-bentuk sebuah sekolah yang
banyakdipakai. Image yang biasa kita
temukan pada bangunan sekolah, tidak akan kitatemukan pada bangunan sekolah
unik yang satu ini.Green school ini memiliki material hanya ada bambu,
alang-alang, rumput gajah,dan tanah liat di atasnya. Bisa dipastikan,
semua material konstruksi nyamerupakan
material alam dengan nilai lokal dan dapat didaurulang. Inimerupakan
bentukan penting sebagai konsekuensi dari tema Sustainabilityterkait
penyelamatan bumi tersebut.CONNECTED WITH NATURE, itulah konsep utama dalam
perancanganarsitektur dari Green School Bali ini. Konsep utama yang ingin
“lebih dekat”ke
alam ini juga menjadi tolak utama
pemilihan lokasi / lahan yang berada di dekatsungai
Ayung, Bali. Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusungsustainability
dan green architecture pada Green School Bali ini adalah :Pembentukan ruang kelas tanpa dinding pembatas.
Dengan cara ini, diharapkansecara sosial dan interaksi, para murid dan
guru dapat lebih peka dan intimdalam
menjalin hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan berkualitasbaik.Banyaknya elemen distraksi / pengalih perhatian
pada lingkungan kelas dansekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam
dan detail arsitektural inidiharapkan menjadikan murid-murid terbiasa dengan
distraksi tersebut danmampu tetap berkonsentrasi dalam pembelajaran.Bangunan
tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkandengan kincir
angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal inimemungkinkan karena
kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengansungai dan hutan.Tenaga listrik berasal dari biogas yang memanfaatkan
kotoran hewan untuknyala kompor dan sebagainya.Tenaga listrik lainnya juga
dengan menggunakan panel surya, sehingga tidakbanyak boros dalam membutuhkan
seumber energi elektrikal.Adanya tambak udang dan peternakan sapi, mendukung
adanya sumber energialami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa
polusi terlalu besar
Secara umum, selain sebagai inovasi dalam sustainability
architecture, GreenSchool Bali ini juga
merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan materialkebudayaan lokal
Bali sebagai inspirasi desain arsitekturalnya.